MAKALAH KIMIA: PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
MAKALAH KIMIA
“PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI”
PEMBINA : BASHORI, M.Pd
DISUSUN : XII MIPA 1
OLEH : MIA PRASTIKA DEVI
ABSEN : 18
SMA NEGERI 1 NGAWI
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Dengan
penuh rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia
akal, pikiran, ketabahan, keuletan, kesabaran, dan keteguhan hati, akhirnya
saya dapat memulai dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Penyusunan makalah ini pada dasarnya
adalah untuk melengkapi nilai-nilai tugas Kimia. Selain itu, penyusunan makalah
ini dimaksudkan sebagai wadah berpikir dan upaya memperluas wawasan serta
pengetahuan yang pada ujungnya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan
kemandirian pada diri.
Pada kesempatan kali ini saya
mengucapkan terima kasih kepada:
v Bapak
Bashori selaku guru mata pelajaran Kimia dan guru pembimbing.
v Teman-teman
kelas XII.
v Semua
pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah
ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itulah, saya harapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya sebagai penyusun hanya
dapat berharap agar makalah ini dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi
semua pihak.
Ngawi, September 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul
............................................................................................................................i
Kata
Pengantar ..........................................................................................................................iv
Daftar
Isi
....................................................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
........................................................................................................1
A.
Latar Belakang Masalah
........................................................................................1
B.
Rumusan Masalah
..................................................................................................1
C.
Tujuan
....................................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN
...........................................................................................................2
A.
Penerapan Penurunan Tekanan
Uap .......................................................................3
B. Penerapan Penurunan Titik Beku ...........................................................................3
C. Penerapan Tekanan Osmosis .................................................................................4
BAB
III PENUTUP ...................................................................................................................6
Kesimpulan
..................................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa kita sadari,
selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang dapat kita
temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan yang akan
dibahas lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya garam dapur atau Natrium Klorida
(NaCl). Selain memperkaya rasa masakan ternyata garan dapur (NaCl) yang kita
kenal selama ini mempunyai kegunaan lain. Ternyata garam dapur (NaCl) dalam
bentuk larutan jika disambungkan dengan power supply dapat menghantarkan arus
listrik dan membuat lampu menyala.
Demikian juga halnya
dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan gula, asam asetat,
amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida, dan
masih banyak lagi. Secara garis besar larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi
dua yaitu elektrolit kuat dan elektroit lemah. Dan untuk selengkapnya akan
dibahas pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
a)
Sifat koligatif larutan
b)
Jenis-jenis larutan
c) Penerapan sifat
koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari
C. Tujuan
Untuk menambah wawasan
mengenai larutan, apa saja jenis-jenisnya, dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
PENERAPAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang
terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million,
ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan
dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat
(berkonsentrasi tinggi).
Sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut
tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi
zat terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan.
Keempat sifat itu ialah:
- Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
- Peningkatan titik didih
- Penurunan titik beku
- Gejala tekanan osmotik.
Sifat koligatif larutan dapat
dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan nonelektrolit dan
elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit
bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada
larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion,
sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan
nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Larutan
merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun
cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana
suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga
konsentrasi tertentu.
Banyaknya
partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan
itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal
berikut:
• Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
• Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
•
Molal,yaitu
jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan
•
Fraksi mol,
yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan zat
terlarut.
A.
PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan
tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar
garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering,
serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya
semakin tinggi.
Pada saat
berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat
terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai
sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan
laut mati dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa
kolam apung.
B.
PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU
1.
Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC.
Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es
putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam
air.
Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur
dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran
itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu,
campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari
bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan
pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.
2.
Antibeku pada Radiator Mobil
Di daerah
beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di
daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan,
maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke
dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan
kata lain air tidak mudah membeku.
3.
Antibeku dalam Tubuh Hewan
Hewan-hewan
yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan
prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup.
Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik
beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di
musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang
dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya.
Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga ,
ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil
sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda
mengandung gliserol dan trihalose.
4.
Antibeku untuk Mencairkan Salju
Di daerah
yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es
salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk
mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2.
Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang
ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.
5.
Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran
sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif
zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada
konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta
nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu
dapat ditentukan.
C.
PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS
1.
Mengontrol Bentuk Sel
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik.
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan
lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik.
Contoh
larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan
infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke
dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami
kerusakan.
2.
Mesin Cuci Darah
Pasien
penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea
melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang.
Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan
tetap berada di dalam darah.
3.
Pengawetan Makanan
Sebelum
teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan
untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk
yang berada di permukaan makanan.
4.
Membasmi Lintah
Garam dapur
dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang
ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh
sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
5.
Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Tanaman
membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui
akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi
daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh
tanaman.
6.
Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan
ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer.
Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar
dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari
air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar
daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam
air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion
dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan
merembes dari air murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk
memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan
bebas.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sifat
koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif
larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan
tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan
osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan selama musim
dingin. Penerapan tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan,
dan dalam ilmu biologi.
Komentar
Posting Komentar